Monday, 04 May 2009
PARIS (SI) – Sekitar seperempat universitas di Prancis terkena dampak protes setelah liburan Paskah kemarin.
Pihak berwenang setempat memperingatkan para mahasiswa yang mogok membuat ribuan mahasiswa lainnya menghadapi risiko tidak bisa naik tingkat. Beberapa universitas memutuskan menunda ujian akhir tahun sehingga bisa menggelar kelas ekstra untuk mengejar jam tambahan atas mata kuliah yang belum selesai diajarkan kepada gerakan protes yang kini sudah memasuki pekan ke-14.
Namun, pelaksanaan ujian akhir universitas lainnya belum jelas. Beberapa mahasiswa dan dosen masih menggelar mogok di sekitar 20 dari 80 universitas pemerintah dan blokade yang mereka pasang masih tetap berdiri di luar beberapa balai ajar sampai kemarin. ”Ini buang-buang waktu.Bagaimana kami menghadapi krisis ini? Alasannya harus jelas,” papar Claude Gueant, kepala staf Presiden Prancis Nicolas Sarkozy kepada radio RTL.
Gueant menuduh kaum minoritas radikal di beberapa universitas menyandera ribuan mahasiswa yang sebenarnya ingin kembali belajar dan ikut ujian. Sedangkan pengunjuk rasa mengatakan punya dukungan besar dari mahasiswa dan dosen. ”Hasil dari pemberontakan lama ini adalah mahasiswa asing tidak akan lagi datang ke Prancis. Itu akan menjadi tamparan keras bagi sistem universitas kita,” kata seorang sejarawan Helene Carrere d’Encausse kepada koran Journal du Dimanche.
Dia mengatakan,kemampuan menarik mahasiswa asing adalah langkah kunci kualitas universitas di dunia. Prancis berisiko kehilangan itu. Tujuan asli mogok itu memaksa pemerintah menarik dua dekrit tak populernya yaitu memberikan rektor lebih banyak kuasa atas seberapa lama staf mereka menghabiskan waktu belajar melawan melakukan riset dan mereformasi proses pelatihan bagi guru sekolah. (Rtr/alvin)
Referensi Koran Sindo
PARIS (SI) – Sekitar seperempat universitas di Prancis terkena dampak protes setelah liburan Paskah kemarin.
Pihak berwenang setempat memperingatkan para mahasiswa yang mogok membuat ribuan mahasiswa lainnya menghadapi risiko tidak bisa naik tingkat. Beberapa universitas memutuskan menunda ujian akhir tahun sehingga bisa menggelar kelas ekstra untuk mengejar jam tambahan atas mata kuliah yang belum selesai diajarkan kepada gerakan protes yang kini sudah memasuki pekan ke-14.
Namun, pelaksanaan ujian akhir universitas lainnya belum jelas. Beberapa mahasiswa dan dosen masih menggelar mogok di sekitar 20 dari 80 universitas pemerintah dan blokade yang mereka pasang masih tetap berdiri di luar beberapa balai ajar sampai kemarin. ”Ini buang-buang waktu.Bagaimana kami menghadapi krisis ini? Alasannya harus jelas,” papar Claude Gueant, kepala staf Presiden Prancis Nicolas Sarkozy kepada radio RTL.
Gueant menuduh kaum minoritas radikal di beberapa universitas menyandera ribuan mahasiswa yang sebenarnya ingin kembali belajar dan ikut ujian. Sedangkan pengunjuk rasa mengatakan punya dukungan besar dari mahasiswa dan dosen. ”Hasil dari pemberontakan lama ini adalah mahasiswa asing tidak akan lagi datang ke Prancis. Itu akan menjadi tamparan keras bagi sistem universitas kita,” kata seorang sejarawan Helene Carrere d’Encausse kepada koran Journal du Dimanche.
Dia mengatakan,kemampuan menarik mahasiswa asing adalah langkah kunci kualitas universitas di dunia. Prancis berisiko kehilangan itu. Tujuan asli mogok itu memaksa pemerintah menarik dua dekrit tak populernya yaitu memberikan rektor lebih banyak kuasa atas seberapa lama staf mereka menghabiskan waktu belajar melawan melakukan riset dan mereformasi proses pelatihan bagi guru sekolah. (Rtr/alvin)
Referensi Koran Sindo
Comments :
0 komentar to “Ujian Akhir Terancam Batal”
Post a Comment