Monday, 04 May 2009
WASHINGTON(SI) – Penyebaran flu babi terus meluas di Amerika Serikat (AS).Sebanyak 226 orang di 30 negara bagian negara itu dilaporkan positif terkena flu yang disebabkan virus H1N1 itu.
Jumlah 226 kasus yang dilaporkan kemarin merupakan peningkatan tajam.Sebelumnya,Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) AS hanya melaporkan 160 di 21 negara bagian AS,Minggu (3/5). New York menjadi wilayah yang melaporkan jumlah pasien terbanyak (63 kasus) setelah itu Texas (40 kasus).Penyebaran flu babi di New York lebih sering dijumpai di sekolah-sekolah. Namun,kasus flu babi di AS tergolong ringan bila dibandingkan di negara asal penyakit ini, Meksiko.
Dari 226 pasien yang terinfeksi H1N1 di AS,hanya satu yang tewas yakni seorang balita berusia 22 bulan di Texas yang baru saja kembali dari Meksiko.Selain di AS, negara-negara di kawasan Amerika Utara lainnya seperti Kanada juga melaporkan semakin banyak warga mereka yang terinfeksi virus H1N1. Kolombia menjadi negara Amerika Latini pertama yang melaporkan adanya flu babi di kawasan itu. ”Di wilayah AS virus ini sedang menyebar.
Namun tidak berarti semua orang terinfeksi dan dalam bahaya. Penyebaran virus lebih sering muncul di komunitas-komunitas yang memang sudah ada virus atau penderita di sana,” tutur pejabat CDC Anne Schuchat. Schuchat menambahkan penyebaran virus H1N1 memunculkan sejumlah fakta yang tidak biasa bila dibandingkan penyebaran flu lainnya.Tidak seperti flu pada umumnya, kebanyak penderita flu babi merupakan kalangan muda yang berusia di atas 17 tahun.
Sangats edikit virus ini ditemukan pada orang berusia di atas 54 tahun. Fakta inilah yang bisa membuat penyebaran flu babi berbahaya. Gejala flu babi hampir mirip dengan flu biasa seperti demam, batuk, radang tenggorokan, menggigil dan letih.Penyebaran flu babi juga sama mudahnya dengan flu yang ditemukan pada musim dingin. ”Kabar baiknya, flu babi tidak memiliki dampak sebahaya kasus flu ekstrim pada masa lalu.Namun, kitaharus tetap waspada karena ancaman akan bahaya flu babi belum berlalu,” tutur ketua CDC Richard Besser.
Meningkatnya jumlah penderita flu babi di AS ini bertolak belakang dengan apa yang terjadi di Meksiko. Di negara tersebut, jumlah penderita justru semakin menurun tiap harinya. Jumlah pasien tewas memang bertambah menjadi 22 orang dari 590 kasus namun jumlah tersebut menunjukan angka keseluruhan. Ke-22 korban tewas terdiri dari 15 wanita dan tujuh laki-laki. ”Evolusi epidemik di Meksiko sekarang memasuki fase penurunan,” jelas menteri kesehatan Meksiko Jose Angel Cordova.
Meksiko masih memberlakukan lima hari (Jumat-Selasa) libur sebagai antisipasi penyebaran flu babi di negara itu.Sekolah,perkantoran dan restaurant masih tutup hingga hari ini untuk meminimalisasi kontak antar manusia. Langkah ini dianggap berhasil karena jumlah penderita terus mengalami penurunan. ”Kami sudah berhasil menekan atau setidaknya memperlambat penyebaran flu babi,”kata Presiden Meksiko Felipe Calderon saat diwawancarai di sebuah televisi.
Dalam kesempatan yang sama, Calderon juga mengkritik pemerintah China yang dianggapnya sudah bertindak rasis kepada warga Meksiko di sana. China mengkarantina sekitar 70 warga Meksiko di tiga kota negara itu. Lebih dari 300 tamu beserta staff sebuah hotel di Hong Kong juga dikarantina setelah seorang tamu dari Meksiko positif terinfeksi flu babi. Calderon berencana mengirim sebuah pesawat guna menjemput warganya yang berada di China.
Sementara, China membantah menarget warga Meksiko dengan langkah karantina dan menegarkan isolasi terhadap 70 warga Meksiko itu ”tidak diskriminatif.” ”Langkah revelan itu tidak diarahkan pada warga Meksiko dan tidak diskriminatif,” ujar juru bicara Kementerian Luar Negeri China Ma Zhaoxu. Pada sebuah konferensi pers di Shanghai, seorang pejabat China juga membela langkah itu.”Semua langkah yang diambil sesuai hukum dan peraturan,”tandas Chen Qiwei, juru bicara pemerintah kota itu.
Menteri Luar Negeri Meksiko Patricia Espinosa memperingatkan warga Meksiko agar tidak berkunjung ke China, dengan mengatakan, Beijing telah mengisolasi warga Meksiko yang tidak memiliki gejala flu H1N1 secara tidak adil. (AFP/Bloomberg/maesaroh)
Referensi Koran Sindo
WASHINGTON(SI) – Penyebaran flu babi terus meluas di Amerika Serikat (AS).Sebanyak 226 orang di 30 negara bagian negara itu dilaporkan positif terkena flu yang disebabkan virus H1N1 itu.
Jumlah 226 kasus yang dilaporkan kemarin merupakan peningkatan tajam.Sebelumnya,Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) AS hanya melaporkan 160 di 21 negara bagian AS,Minggu (3/5). New York menjadi wilayah yang melaporkan jumlah pasien terbanyak (63 kasus) setelah itu Texas (40 kasus).Penyebaran flu babi di New York lebih sering dijumpai di sekolah-sekolah. Namun,kasus flu babi di AS tergolong ringan bila dibandingkan di negara asal penyakit ini, Meksiko.
Dari 226 pasien yang terinfeksi H1N1 di AS,hanya satu yang tewas yakni seorang balita berusia 22 bulan di Texas yang baru saja kembali dari Meksiko.Selain di AS, negara-negara di kawasan Amerika Utara lainnya seperti Kanada juga melaporkan semakin banyak warga mereka yang terinfeksi virus H1N1. Kolombia menjadi negara Amerika Latini pertama yang melaporkan adanya flu babi di kawasan itu. ”Di wilayah AS virus ini sedang menyebar.
Namun tidak berarti semua orang terinfeksi dan dalam bahaya. Penyebaran virus lebih sering muncul di komunitas-komunitas yang memang sudah ada virus atau penderita di sana,” tutur pejabat CDC Anne Schuchat. Schuchat menambahkan penyebaran virus H1N1 memunculkan sejumlah fakta yang tidak biasa bila dibandingkan penyebaran flu lainnya.Tidak seperti flu pada umumnya, kebanyak penderita flu babi merupakan kalangan muda yang berusia di atas 17 tahun.
Sangats edikit virus ini ditemukan pada orang berusia di atas 54 tahun. Fakta inilah yang bisa membuat penyebaran flu babi berbahaya. Gejala flu babi hampir mirip dengan flu biasa seperti demam, batuk, radang tenggorokan, menggigil dan letih.Penyebaran flu babi juga sama mudahnya dengan flu yang ditemukan pada musim dingin. ”Kabar baiknya, flu babi tidak memiliki dampak sebahaya kasus flu ekstrim pada masa lalu.Namun, kitaharus tetap waspada karena ancaman akan bahaya flu babi belum berlalu,” tutur ketua CDC Richard Besser.
Meningkatnya jumlah penderita flu babi di AS ini bertolak belakang dengan apa yang terjadi di Meksiko. Di negara tersebut, jumlah penderita justru semakin menurun tiap harinya. Jumlah pasien tewas memang bertambah menjadi 22 orang dari 590 kasus namun jumlah tersebut menunjukan angka keseluruhan. Ke-22 korban tewas terdiri dari 15 wanita dan tujuh laki-laki. ”Evolusi epidemik di Meksiko sekarang memasuki fase penurunan,” jelas menteri kesehatan Meksiko Jose Angel Cordova.
Meksiko masih memberlakukan lima hari (Jumat-Selasa) libur sebagai antisipasi penyebaran flu babi di negara itu.Sekolah,perkantoran dan restaurant masih tutup hingga hari ini untuk meminimalisasi kontak antar manusia. Langkah ini dianggap berhasil karena jumlah penderita terus mengalami penurunan. ”Kami sudah berhasil menekan atau setidaknya memperlambat penyebaran flu babi,”kata Presiden Meksiko Felipe Calderon saat diwawancarai di sebuah televisi.
Dalam kesempatan yang sama, Calderon juga mengkritik pemerintah China yang dianggapnya sudah bertindak rasis kepada warga Meksiko di sana. China mengkarantina sekitar 70 warga Meksiko di tiga kota negara itu. Lebih dari 300 tamu beserta staff sebuah hotel di Hong Kong juga dikarantina setelah seorang tamu dari Meksiko positif terinfeksi flu babi. Calderon berencana mengirim sebuah pesawat guna menjemput warganya yang berada di China.
Sementara, China membantah menarget warga Meksiko dengan langkah karantina dan menegarkan isolasi terhadap 70 warga Meksiko itu ”tidak diskriminatif.” ”Langkah revelan itu tidak diarahkan pada warga Meksiko dan tidak diskriminatif,” ujar juru bicara Kementerian Luar Negeri China Ma Zhaoxu. Pada sebuah konferensi pers di Shanghai, seorang pejabat China juga membela langkah itu.”Semua langkah yang diambil sesuai hukum dan peraturan,”tandas Chen Qiwei, juru bicara pemerintah kota itu.
Menteri Luar Negeri Meksiko Patricia Espinosa memperingatkan warga Meksiko agar tidak berkunjung ke China, dengan mengatakan, Beijing telah mengisolasi warga Meksiko yang tidak memiliki gejala flu H1N1 secara tidak adil. (AFP/Bloomberg/maesaroh)
Referensi Koran Sindo
Comments :
0 komentar to “Flu Babi Meluas di AS”
Post a Comment