Wednesday, May 13, 2009

Somalia Makin Berdarah

Kamis, 14 Mei 2009 | 03:08 WIB

MOGADISHU, KOMPAS.com - Milisi muslim yang setia pada pemerintah Somalia terus terlibat dalam pertempuran dengan gerilyawan al-Shabaab, Rabu (13/5), dan jumlah warga sipil yang tewas dilaporkan mencapai 113.

Mogadishu, ibu kota negara Tanduk Afrika yang gagal itu, dilanda pertempuran terhebat dalam beberapa bulan ini, ketika pemberontak berusaha menggulingkan pemerintah Presiden Sheikh Sharif Ahmed.

Pertempuran telah menewaskan sedikitnya 113 warga sipil sejak pekan lalu, dan ribuan orang lari menyelamatkan diri dari kota tersebut.

Bentrokan-bentrokan sengit juga terjadi antara gerilyawan garis keras al-Shabaab dan milisi muslim moderat Ahlu Sunna di kawasan selatan dan tengah Somalia. Sedikitnya lima orang tewas pada Selasa di kota Mahas, kata beberapa saksi mata. "Gerilyawan al-Shabaab lari ke dalam sebuah masjid untuk berlindung, namun warga terus menembaki mereka dengan granat roket," kata warga setempat Aden Hussein melalui telepon.

Para sesepuh setempat kemudian campur tangan, kata Hussein, dan membujuk gerilyawan-gerilyawan al-Shabaab meletakkan senjata mereka. "Kami kini menahan 126 orang dari mereka," kata Hussein.

Salah seorang sesepuh mengatakan, mereka berulang kali meminta gerilyawan itu meninggalkan kota mereka, yang terletak di sebelah barat daya El Bur, sebuah markas utama al-Shabaab sejak 2006. "Mereka tidak mau dengar... namun kami siap berperang jika kami diserang," kata sesepuh bernama Mohamed Nur itu.

Ribuan warga meninggalkan daerah-daerah Mogadishu utara, lokasi sejumlah pertempuran terburuk dalam beberapa hari terakhir ini. Rabu, bentrokan hebat terjadi lagi di jalan-jalan sama yang diguyur hujan, namun belum ada rincian mengenai pertempuran itu.

Negara-negara di kawasan itu dan kekuatan luar telah lama berebut pengaruh di Somalia, yang memiliki pantai terpanjang Afrika yang menghadap jalur pelayaran strategis yang menghubungkan Eropa dengan Asia.

Mogadishu dilanda sejumlah pertempuran terhebat dalam beberapa bulan pada akhir pekan ketika gerilyawan muslim garis keras al-Shabaab memerangi milisi pro-pemerintah.

Senin, ledakan-ledakan sporadis dan tembakan senapan mengguncang sejumlah wilayah utara kota itu, dan enam prajurit tewas ketika polisi berperang dengan pasukan yang berusaha membantu beberapa gerilyawan.

Pertempuran meletus pada Kamis, sehari sesudahnya tenang, dan kemudian memuncak pada Sabtu ketika kedua pihak bertempur untuk berusaha menguasai posisi-posisi utama di ibukota yang dilanda perang itu.

Gerilyawan Islamis mengatakan, mereka telah menguasai daerah-daerah yang diperebutkan di Mogadishu selatan, namun pemerintah membantah klaim itu.

Somalia dilanda pergolakan kekuasaan dan anarkisme sejak panglima-panglima perang menggulingkan diktator militer Mohamed Siad Barre pada 1991. Penculikan, kekerasan mematikan dan perompakan melanda negara tersebut.

Sejak awal 2007, gerilyawan menggunakan taktik bergaya Irak, termasuk serangan-serangan bom dan pembunuhan pejabat, pekerja bantuan, intelektual dan prajurit Ethiopia.

Ribuan orang tewas dan sekitar satu juta orang hidup di tempat-tempat pengungsian di dalam negeri akibat konflik tersebut.

Pemerintah sementara telah menandatangani perjanjian perdamaian dengan sejumlah tokoh oposisi, namun kesepakatan itu ditolak oleh al-Shabaab dan kelompok-kelompok lain oposisi yang berhaluan keras.

Washington menyebut al-Shabaab sebagai sebuah organisasi teroris yang memiliki hubungan dekat dengan jaringan al-Qaeda pimpinan Osama bin Laden.

Selain pemberontakan berdarah, pemerintah Somalia juga menghadapi rangkaian perompakan di lepas pantai negara itu. Pemerintah transisi lemah Somalia tidak mampu menghentikan aksi perompak yang membajak kapal-kapal dan menuntut uang tebusan bagi pembebasan kapal-kapal itu dan awak mereka.

Perompak, yang bersenjatakan granat roket dan senapan otomatis, menggunakan kapal-kapal cepat untuk memburu sasaran mereka.

Perairan di lepas pantai Somalia merupakan tempat paling rawan pembajakan di dunia, dan Biro Maritim Internasional melaporkan 24 serangan di kawasan itu antara April dan Juni tahun ini.

XVD
Sumber : Ant

Referensi Kompas

Comments :

0 komentar to “Somalia Makin Berdarah”

Post a Comment

Site INFO

News & Media Blogs - BlogCatalog Blog DirectoryGoogle PageRank Checking tool
Blog Directory

LINK EXCHANGE

banner

BLOGROLL

 

Copyright © 2009 by SAMBAS POST