Anas Urbaningrum:
Penulis : Akhmad Mustain
JAKARTA--MI: Ketua DPP Partai Demokrat Anas Urbaningrum mengatakan bahwa adanya sinyalemen angka fiktif yang menguntungkan salah satu pasangan calon, terutama ditujukan kepada pasangan SBY-Boediono melawan akal sehat.
"Menerima atau menolak hasil pilpres adalah hak masing-masing pasangan calon. Selemah apapun alasannya dan seganjil apapun dalihnya, kami tetap menghormatinya. Namun, kalau ada sinyalemen angka fiktif. Itu melawan akal sehat," kata Anas di Jakarta, Minggu (26/7).
Namun demikian, Anas mengakui memang ada yang kurang dalam penyelenggaran pilpres yang tentu mengharuskan perbaikan ke depan.
Tetapi, lanjut Anas, amat jelas bahwa kekurangan dalam penyelenggaraan tersebut tidak merugikan atau menguntungkan pasangan calon tertentu. Juga tidak menyebabkan turunnya angka partisipasi politik. Malah tingkat partisipasi meningkat menjadi lebih dari 72%.
"Pemungutan dan penghitungan suara juga berjalan baik dan lancar. Artinya, pilpres berjalan demokratis. Malahan terjadi kompetisi yg terbuka, menarik dan menghibur," tandasnya.
Karena itu, jelas Anas, kekurangan dalam penyelenggaraan tidak mengganggu keabsahan dan legitimasi politik hasilnya. Angka hasil pilpres adalah cermin otentik kemauan politik rakyat. Suara rakyat adalah yang paling tinggi pangkatnya dalam demokrasi.
Untuk itu, ia mengajak semua pihak menyikapinya secara demokratis, dewasa dan sportif. Keberanian untuk berkompetisi dan mengejar kemenangan perlu dikawinkan dengan kemampuan untuk menerima kekalahan dengan legowo. "Bukan dengan defisit sportivitas. Kalah menang adalah konsekuensi dari keberanian berkompetisi," tandasnya. (*/OL-03)
Penulis : Akhmad Mustain
JAKARTA--MI: Ketua DPP Partai Demokrat Anas Urbaningrum mengatakan bahwa adanya sinyalemen angka fiktif yang menguntungkan salah satu pasangan calon, terutama ditujukan kepada pasangan SBY-Boediono melawan akal sehat.
"Menerima atau menolak hasil pilpres adalah hak masing-masing pasangan calon. Selemah apapun alasannya dan seganjil apapun dalihnya, kami tetap menghormatinya. Namun, kalau ada sinyalemen angka fiktif. Itu melawan akal sehat," kata Anas di Jakarta, Minggu (26/7).
Namun demikian, Anas mengakui memang ada yang kurang dalam penyelenggaran pilpres yang tentu mengharuskan perbaikan ke depan.
Tetapi, lanjut Anas, amat jelas bahwa kekurangan dalam penyelenggaraan tersebut tidak merugikan atau menguntungkan pasangan calon tertentu. Juga tidak menyebabkan turunnya angka partisipasi politik. Malah tingkat partisipasi meningkat menjadi lebih dari 72%.
"Pemungutan dan penghitungan suara juga berjalan baik dan lancar. Artinya, pilpres berjalan demokratis. Malahan terjadi kompetisi yg terbuka, menarik dan menghibur," tandasnya.
Karena itu, jelas Anas, kekurangan dalam penyelenggaraan tidak mengganggu keabsahan dan legitimasi politik hasilnya. Angka hasil pilpres adalah cermin otentik kemauan politik rakyat. Suara rakyat adalah yang paling tinggi pangkatnya dalam demokrasi.
Untuk itu, ia mengajak semua pihak menyikapinya secara demokratis, dewasa dan sportif. Keberanian untuk berkompetisi dan mengejar kemenangan perlu dikawinkan dengan kemampuan untuk menerima kekalahan dengan legowo. "Bukan dengan defisit sportivitas. Kalah menang adalah konsekuensi dari keberanian berkompetisi," tandasnya. (*/OL-03)
Comments :
0 komentar to “Sinyalemen Angka Fiktif Melawan Akal Sehat”
Post a Comment