Selasa, 05 Mei 2009 18:11 WIB
JAKARTA--MI: Sekolah Dasar berstandar internasional (SBI) tetap perlu melaksanakan ujian akhir sekolah berstandar nasional (UASBN) untuk mengukur kemampuan siswa dan keberhasilan guru mendidik para siswa, kata Kepala SD Negeri 01 Menteng, Jakarta, Harimah.
"Meskipun telah berstandar internasional, masih perlu UASBN untuk mengetahui kemampuan siswa dan sekaligus untuk mengetahui keberhasilan guru dalam melaksanakan pembelajaran," katanya di Jakarta, Selasa (5/5). SD Negeri 01 Menteng yang merupakan salah satu SBI di Jakarta juga melaksanakan ujian akhir sekolah berstandar nasional (UASBN).
"Untuk tingkat SD namanya UASBN sedangkan tingkat SMP/MTs dan SMA/SMK/MA disebut Ujian Nasional (UN)," katanya. Ia mengatakan, standar kelulusan untuk tingkat SD ditentukan sekolah masing-masing, tidak seperti tingkat SMP/MTs dan SMA/SMK/MA yang ditentukan Departemen Pendidikan.
Harimah menyebutkan, dari tiga mata pelajaran yang masuk UASBN, yakni matematika, bahasa Indonesia, dan ilmu pengetahuan alam, standar kelulusan matematika di SD Menteng 01 paling rendah yakni 6,5 sedangkan dua pelajaran lainnya minimal 7,5. "Standar kelulusan matematika paling rendah, karena melihat pengalaman tahun sebelumnya rata-rata nilai matematika di bawah mata pelajaran lainnya," katanya. Menurut dia, standar kelulusan tersebut berdasarkan hasil rapat dewan guru dan orang tua siswa.
Ia menyebutkan, meskipun pelaksanaan UASBN baru dilakukan pada 11-13 Mei 2009, ada 29 siswa dari 80 siswa kelas VI SD Menteng 01 telah diterima di SMP SBI melalui tes. Guru SD Menteng 01, Ashadi mengatakan, pada pelaksanaan UASBN 2008 rata-rata nilai siswa SD Menteng 01 meraih urutan tertinggi untuk sekolah negeri di Jakarta. Ia mengatakan, untuk meningkatkan kualitas lulusan UASBN siswa kelas VI telah mendapat tambahan jam belajar di sekolah dan mengikuti latihan UASBN. (Ant/OL-02)
Referensi Media Indonesia
JAKARTA--MI: Sekolah Dasar berstandar internasional (SBI) tetap perlu melaksanakan ujian akhir sekolah berstandar nasional (UASBN) untuk mengukur kemampuan siswa dan keberhasilan guru mendidik para siswa, kata Kepala SD Negeri 01 Menteng, Jakarta, Harimah.
"Meskipun telah berstandar internasional, masih perlu UASBN untuk mengetahui kemampuan siswa dan sekaligus untuk mengetahui keberhasilan guru dalam melaksanakan pembelajaran," katanya di Jakarta, Selasa (5/5). SD Negeri 01 Menteng yang merupakan salah satu SBI di Jakarta juga melaksanakan ujian akhir sekolah berstandar nasional (UASBN).
"Untuk tingkat SD namanya UASBN sedangkan tingkat SMP/MTs dan SMA/SMK/MA disebut Ujian Nasional (UN)," katanya. Ia mengatakan, standar kelulusan untuk tingkat SD ditentukan sekolah masing-masing, tidak seperti tingkat SMP/MTs dan SMA/SMK/MA yang ditentukan Departemen Pendidikan.
Harimah menyebutkan, dari tiga mata pelajaran yang masuk UASBN, yakni matematika, bahasa Indonesia, dan ilmu pengetahuan alam, standar kelulusan matematika di SD Menteng 01 paling rendah yakni 6,5 sedangkan dua pelajaran lainnya minimal 7,5. "Standar kelulusan matematika paling rendah, karena melihat pengalaman tahun sebelumnya rata-rata nilai matematika di bawah mata pelajaran lainnya," katanya. Menurut dia, standar kelulusan tersebut berdasarkan hasil rapat dewan guru dan orang tua siswa.
Ia menyebutkan, meskipun pelaksanaan UASBN baru dilakukan pada 11-13 Mei 2009, ada 29 siswa dari 80 siswa kelas VI SD Menteng 01 telah diterima di SMP SBI melalui tes. Guru SD Menteng 01, Ashadi mengatakan, pada pelaksanaan UASBN 2008 rata-rata nilai siswa SD Menteng 01 meraih urutan tertinggi untuk sekolah negeri di Jakarta. Ia mengatakan, untuk meningkatkan kualitas lulusan UASBN siswa kelas VI telah mendapat tambahan jam belajar di sekolah dan mengikuti latihan UASBN. (Ant/OL-02)
Referensi Media Indonesia
Comments :
0 komentar to “SBI Tetap Perlu UASBN”
Post a Comment