Thursday, December 10, 2009

Isu Air Kurang Mendapat Perhatian

KOPENHAGEN, KOMPAS.com - Sejumlah lembaga nonpemerintah yang hadir di Konferensi Perubahan Iklim 2009 menyoroti lemahnya perhatian terhadap isu air dalam negosiasi iklim. Kondisi itu mengkhawatirkan sekaligus memprihatinkan.

Laporan Panel Ahli Antarpemerintah tentang Perubahan Iklim (IPCC) menyebutkan, dampak perubahan iklim menempatkan umat manusia dalam ancaman besar. Afrika, misalnya, 75 juta hingga 200 juta jiwa akan kekurangan air. Sebaliknya, puluhan juta jiwa di seluruh kawasan pesisir terancam banjir dan badai tropis.

”Sayangnya, manajemen sumber daya air kurang mendapat tempat dalam rencana adaptasi yang sedang dibahas,” kata Ania Grobicki dari Global Water Partnership di sela-sela Konferensi Perubahan Iklim, Rabu (9/12/2009) di Kopenhagen, Denmark. Air belum menjadi prioritas, seperti terlihat dalam kerangka adaptasi yang sedang dibahas, mulai dari pembukaan, sasaran, cakupan, rencana aksi adaptasi, hingga pembangunan kapasitas.

Idealnya, pengelolaan sumber daya air menjadi salah satu isu sentral. Di Benua Afrika, seperti Mali, perempuan harus berjalan semakin jauh ke tengah gurun untuk mendapatkan air. Sebaliknya, kenaikan suhu melelehkan gunung es di kawasan kutub, yang mengancam negara-negara dengan ketinggian daratan 1 meter di atas permukaan laut.

”Isu air karena dampak perubahan iklim, kalau tidak kekurangan, pasti berlebihan seperti banjir. Intinya, air merupakan masalah yang harus segera diatasi,” kata Hannah Stoddart dari Stakeholder Forum.

Kegagalan global menangkap risiko terkait sumber daya air akan berdampak panjang. ”Secara ekonomis, ongkos yang harus ditanggung pada masa datang sangatlah besar. Oleh karena itu, jangan lagi menempatkan air sebagai bagian kecil rencana adaptasi,” kata John Matthews dari WWF International.

Kajian The Global Public Policy Network on Water Management menyebutkan, air dengan fungsi vitalnya akan menjadi masalah besar dan memicu konflik jika tidak diantisipasi sejak dini. Faktanya, air terkait dengan isu lain, seperti mata pencarian, tanah, ekosistem, pengelolaan lintas batas, energi, dan jender. Data UN Water 2008 menyebutkan, sekitar dua miliar orang di dunia bergantung pada air bawah tanah.

Diperkirakan, 145 negara memiliki sumber air internasional di wilayahnya, dengan 30 negara lain bergantung penuh pada keberadaannya. Oleh karena itu, pengelolaan air secara hati-hati sebaiknya diatur bersama di bawah kerangka adaptasi Kerangka Kerja Konvensi Perubahan Iklim PBB (UNFCCC). (GSA)

Comments :

1
Saung Web said...
on 

Air memang sering jadi permasalahan karena persdiaanya semakin berkurang

Post a Comment

Site INFO

News & Media Blogs - BlogCatalog Blog DirectoryGoogle PageRank Checking tool
Blog Directory

LINK EXCHANGE

banner

BLOGROLL

 

Copyright © 2009 by SAMBAS POST